Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan Polri
menghabiskan anggaran puluhan miliar untuk pengamanan aksi 4 November
(411) dan aksi damai 2 Desember.
"Biaya 4 November hampir Rp 33 miliar. Untuk 2 Desember itu Rp 43 miliar," kata Tito menjawab pertanyaan anggota DPR dalam rapat kerja bersama Komisi III di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/12/2016).
Tito mengatakan, anggaran tersebut kebanyakan digunakan untuk mendatangkan personel bantuan ke Jakarta. Polri menurut Tito membutuhkan biaya untuk transportasi personel.
"Karena melibatkan jumlah personel yang cukup besar kita tarik-tarik Brimob dari daerah aman. Pinjam sebentar," katanya.
Sementara itu, jumlah personel pengamanan aksi 4 November dan 2 Desember disebut Tito jumlahnya puluhan ribu. Tapi jumlah ini bukan hanya untuk pengamanan selama satu hari.
"Kekuatan total 20 ribu lebih pada 4 November, sedangkan 2 Desember kekuatan yang dilibatkan hampir 27 ribu. DPR saja 6 ribu lebih. Jadi total untuk 4 November dan 2 Desember itu bukan hanya 1 hari tapi kan sudah ada pergeseran sebelumnya, Rp 76 miliar untuk 2 demo besar itu," jelasnya.
Anggota dewan juga menanyakan perbandingan pengamanan dua aksi damai dengan parade Kita Indonesia yang digelar 4 Desember. Tito menyebut selisihnya sangat jauh karena pengamanan parade Kita Indonesia cukup satu hari.
"Kalau 4 Desember itu murah meriah Pak pengamanannya. Polri keluarkan biaya sendiri. Karena cuma beberapa jam saja. Kalau ini kan perlu persiapan penempatan pasukan. Kalau enggak salah hampir 2 minggu untuk satu kegiatan. Seminggu sebelum dan seminggu setelah hari H kita waspadai," terang Tito.
Dalam rapat kerja, Tito juga menyinggung pengajuan anggaran Rp 95 miliar ke menteri keuangan. Anggaran itu diajukan untuk cadangan pengamanan akhir tahun.
"Kita juga sudah ajukan anggaran Rp 95 miliar ke Menkeu dan Alhamdulillah sudah didukung. Sehingga untuk kontinjensi demo dan lain-lain sampai akhir tahun kita masih punya anggaran," jelas dia.
"Biaya 4 November hampir Rp 33 miliar. Untuk 2 Desember itu Rp 43 miliar," kata Tito menjawab pertanyaan anggota DPR dalam rapat kerja bersama Komisi III di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/12/2016).
Tito mengatakan, anggaran tersebut kebanyakan digunakan untuk mendatangkan personel bantuan ke Jakarta. Polri menurut Tito membutuhkan biaya untuk transportasi personel.
"Karena melibatkan jumlah personel yang cukup besar kita tarik-tarik Brimob dari daerah aman. Pinjam sebentar," katanya.
Sementara itu, jumlah personel pengamanan aksi 4 November dan 2 Desember disebut Tito jumlahnya puluhan ribu. Tapi jumlah ini bukan hanya untuk pengamanan selama satu hari.
"Kekuatan total 20 ribu lebih pada 4 November, sedangkan 2 Desember kekuatan yang dilibatkan hampir 27 ribu. DPR saja 6 ribu lebih. Jadi total untuk 4 November dan 2 Desember itu bukan hanya 1 hari tapi kan sudah ada pergeseran sebelumnya, Rp 76 miliar untuk 2 demo besar itu," jelasnya.
Anggota dewan juga menanyakan perbandingan pengamanan dua aksi damai dengan parade Kita Indonesia yang digelar 4 Desember. Tito menyebut selisihnya sangat jauh karena pengamanan parade Kita Indonesia cukup satu hari.
"Kalau 4 Desember itu murah meriah Pak pengamanannya. Polri keluarkan biaya sendiri. Karena cuma beberapa jam saja. Kalau ini kan perlu persiapan penempatan pasukan. Kalau enggak salah hampir 2 minggu untuk satu kegiatan. Seminggu sebelum dan seminggu setelah hari H kita waspadai," terang Tito.
Dalam rapat kerja, Tito juga menyinggung pengajuan anggaran Rp 95 miliar ke menteri keuangan. Anggaran itu diajukan untuk cadangan pengamanan akhir tahun.
"Kita juga sudah ajukan anggaran Rp 95 miliar ke Menkeu dan Alhamdulillah sudah didukung. Sehingga untuk kontinjensi demo dan lain-lain sampai akhir tahun kita masih punya anggaran," jelas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar