Rabu, 30 November 2016

Formasi Rider dan Penerawangan MotoGP 2017

MotoGP musim 2016 telah ditutup dengan berakhirnya seri terakhir di Valencia 13 November lalu. Dan 2 hari setelahnya pun telah dilaksanakan test di sirkuit yang sama yang diikuti semua rider kelas MotoGP untuk line-up2017. Sebagai penikmat MotoGP saya sangat menantikan bergulirnya musim 2017 –padahal musim ini baru saja selesai- dan salahsatu faktor terbesarnya adalah perpindahan signifikan para rider ke tim baru.  
Untuk tim pabrikan, hanya Repsol Honda yang tetap mengandalkan duet Marc Marquez dan Dani Pedrosa yang telah bersama sejak 2013. Sementara pesaing terberat mereka Yamaha musim depan akan berganti formasi menyusul hijrahnya Jorge Lorenzo ke Ducati. Lorenzo akan digantikan oleh sesama pembalap asal Spanyol, Maverick Vinales yang bergabung ke Yamaha dari Suzuki. Sementara tempat yang ditinggalkan Vinales diisi oleh Andrea Iannone yang tergusur dari Ducati karena kedatangan Lorenzo.
Aksi dari Vinales, Lorenzo, dan Iannone bersama motor baru mereka sangat menarik untuk dinantikan. Apakah Vinales yang di musim 2016 berhasil finish di posisi 4 klasemen, melesat jauh dari musim sebelumnya yang hanya berakhir di urutan ke-12 dapat meningkatkan performanya atau bahkan menjadi juara dunia di musim depan? Apakah Lorenzo dapat beradaptasi dengan baik bersama Ducati Desmosedici dan mengikuti jejak Casey Stoner yang meraih titel bersama motor asal Italia tersebut? Dan apakah Andrea Ianonne dengan performa agresifnya bersama Ducati di musim 2016 dapat memberikan hasil yang lebih baik dari Vinales dan mengantarkan Suzuki meraih hasil konstruktor lebih baik?
Bicara soal formasi baru di MotoGP 2017 belum berakhir dengan ketiga rider di atas saja. Yang juga menarik untuk dinantikan adalah kiprah para “anak baru” yang naik kelas. Di musim depan ada 4 rider yang naik kelas dari Moto2, yang pertama ada Johann Zarco yang baru saja menjadi rider pertama yang berhasil mempertahankan gelar juara dunia Moto2 secara beruntun. Pembalap asal Perancis ini akan berduet dengan sesama anak baru lainnya Jonas Folger. Folger akan menjadi pembalap Jerman satu-satunya di kelas ini menyusul hengkangnya Stefan Bradl ke World Superbike musim depan. Mereka akan memperkuat tim Monster Yamaha Tech-3 yang ditinggal duet ridernya Bradley Smith dan Pol Espargaro yang akan menjadi rider KTM di musim pertama pabrikan tersebut berkompetisi di kelas MotoGP. Lalu yang ketiga ada Alex Rins, yang akan menjadi tandem Iannone di tim Suzuki Ecstar. Musim lalu Rins menjadi pesaing Zarco dalam meraih gelar juara Moto2, namun memasuki seri balapan di Asia performanya menurun hingga poinnya dilewati Tom Luthi di akhir musim. Dan yang terakhir yaitu Sam Lowes, yang akan menjalani debut kelas MotoGP bersama Aprillia Gresini. Lowes akan ditemani Aleix Espargaro yang meninggalkan Suzuki.

Pergantian formasi lainnya datang dari tim Aspar Ducati yang akan diperkuat Alvaro Bautista yang hijrah dari Aprillia dan Karel Abraham yang kembali ke kompetisi MotoGP setelah menghabiskan musim 2016 dengan berlaga di World Superbike. Tim ini pada musim 2016 diisi oleh Eugene Laverty yang mengikuti Bradl ke World Superbike 2017 dan Yonny Hernandez yang harus “turun” ke kelas Moto2. Sementara itu tim satelit Ducati lainnya Octo Pramac Yakhnich dan Avintia Racing tidak melakukan pergantian rider untuk musim 2017. Octo Pramac masih akan melanjutkan petualangan bersama Danilo Petrucci dan Scott Redding yang musim 2016 finish di peringkat 14 dan 15 klasemen berurutan. Sama halnya dengan Avintia Racing yang tetap dihuni Hector Barbera dan Loris Baz, mereka berdua mencatatkan hasil race terbaik di posisi 4 dan 5 secara bergantian di GP Ceko dan Malaysia 2016.
Tim pabrikan Repsol Honda yang mempertahankan formasi rider mereka diikuti oleh kedua tim satelitnya. Tim LCR Honda tetap akan hanya menurunkan satu motor dengan Cal Crutchlow sebagai andalannya. Musim 2016 menjadi pertama kalinya Cruthclow berhasil meraih podium tertinggi race MotoGP setelah mampu memenangi 2 seri balapan. Meskipun ia finish di posisi 7 klasemen akhir, yang ternyata tidak lebih dari musim 2013 saat ia berhasil meraih peringkat 5. Dan tim satelit Honda lainnya Marc VDS juga tetap mempertahankan Jack Miller dan Tito Rabat untuk musim 2017. Tim ini berhasil mencuri 1 kemenangan race di musim 2016 dengan Miller yang memenangi wet race di Assen, Belanda. Menjadikan Honda satu-satunya konstruktor yang berhasil memenangi balapan dengan tim pabrikan dan tim satelitnya.
Tulisan tentang formasi rider MotoGP 2017 di atas masih kurang lengkap, karena ada 2 pembalap yang belum disebutkan namanya, yaitu duo Italia Valentino Rossi danAndrea Dovizioso. Mereka tidak tertulis karena tetap bersama tim sebelumnya, dan di awal tulisan ini terlalu membahas partner mereka berdua.
Membahas tentang berjalannya musim 2017, secara realistis saya berpendapat (dan menerawang) gelar juara dunia masih ‘hanya’ akan diperebutkan oleh tim utama Honda dan Yamaha. Disini maksudnya ialah Marquez, Rossi, dan Vinales. Marquez yang telah berhasil meraih 3 gelar juara dunia kelas teratas, akan sangat berambisi untuk menambah gelarnya demi menjadi Legend mengalahkan Valentino Rossi.
Di usianya sekarang tentu sangat mungkin baginya untuk melampaui rekor-rekor milik “The Doctor”. Sementara Rossi yang terakhir kali merasakan gelar juara dunia pada tahun 2009 pastinya masih penasaran untuk meraih gelarnya yang ke-10 (di semua kelas).  Di usia yang hampir menginjak kepala 4, tak banyak lagi waktu baginya untuk mewujudkan itu. Dan Vinales, menjadi yang tercepat di test pertamanya bersama Yamaha menunjukkan ia telah menebar ancaman pada pesaingnya. Dengan motor Suzuki yang bisa dibilang masih kalah dengan Honda dan Yamaha saja ia bisa beberapakali berduel sengit di balapan. Maka dengan dukungan tim pabrikan ini, tentunya diharapkan ia akan menunjukkan penampilan yang lebih baik lagi.
Untuk mas Dani Pedrosa, saya rasa dengan riding stylenya yang kalem (dibanding Marquez) akan sulit untuk berduel dengan Marquez dan Vinales yang super agresif dengan jiwa mudanya, dan Rossi yang mungkin akan masih kompetitif di usianya tahun depan. Ditambah lagi kondisi fisiknya yang sangat rentan cedera membuat penampilannya sering tidak konsisten. Sementara melihat performa Lorenzo di musim 2016 yang kurang maksimal, adaptasi dengan Ducati mungkin tidak akan berjalan sangat mulus. Kecil peluang untuk Lorenzo menjadi juara di musim pertamanya bersama tim asal Italia itu.
But, Never Say Never in MotoGP!
Semua hal bisa terjadi setelah lampu merah di garis start padam. Sebagai penggemar dan penikmat MotoGP tentunya mengharapkan musim 2017 akan berjalan seru dan kompetitif, dan dapat menghasilkan juara seri yang banyak seperti musim ini atau bahkan melebihinya. Mungkinkah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar