MotoGP musim 2016 telah ditutup dengan
berakhirnya seri terakhir di Valencia 13 November lalu. Dan 2 hari
setelahnya pun telah dilaksanakan test di sirkuit yang sama yang diikuti
semua rider kelas MotoGP untuk line-up2017. Sebagai penikmat MotoGP
saya sangat menantikan bergulirnya musim 2017 –padahal musim ini baru
saja selesai- dan salahsatu faktor terbesarnya adalah perpindahan
signifikan para rider ke tim baru.
Untuk tim pabrikan, hanya Repsol Honda
yang tetap mengandalkan duet Marc Marquez dan Dani Pedrosa yang telah
bersama sejak 2013. Sementara pesaing terberat mereka Yamaha musim depan
akan berganti formasi menyusul hijrahnya Jorge Lorenzo ke Ducati.
Lorenzo akan digantikan oleh sesama pembalap asal Spanyol, Maverick
Vinales yang bergabung ke Yamaha dari Suzuki. Sementara tempat yang
ditinggalkan Vinales diisi oleh Andrea Iannone yang tergusur dari Ducati
karena kedatangan Lorenzo.
Aksi dari Vinales, Lorenzo, dan Iannone
bersama motor baru mereka sangat menarik untuk dinantikan. Apakah
Vinales yang di musim 2016 berhasil finish di posisi 4 klasemen, melesat
jauh dari musim sebelumnya yang hanya berakhir di urutan ke-12 dapat
meningkatkan performanya atau bahkan menjadi juara dunia di musim depan?
Apakah Lorenzo dapat beradaptasi dengan baik bersama Ducati Desmosedici
dan mengikuti jejak Casey Stoner yang meraih titel bersama motor asal
Italia tersebut? Dan apakah Andrea Ianonne dengan performa agresifnya
bersama Ducati di musim 2016 dapat memberikan hasil yang lebih baik dari
Vinales dan mengantarkan Suzuki meraih hasil konstruktor lebih baik?
Bicara soal formasi baru di MotoGP 2017
belum berakhir dengan ketiga rider di atas saja. Yang juga menarik untuk
dinantikan adalah kiprah para “anak baru” yang naik kelas. Di musim
depan ada 4 rider yang naik kelas dari Moto2, yang pertama ada Johann
Zarco yang baru saja menjadi rider pertama yang berhasil mempertahankan
gelar juara dunia Moto2 secara beruntun. Pembalap asal Perancis ini akan
berduet dengan sesama anak baru lainnya Jonas Folger. Folger akan
menjadi pembalap Jerman satu-satunya di kelas ini menyusul hengkangnya
Stefan Bradl ke World Superbike musim depan. Mereka akan memperkuat tim
Monster Yamaha Tech-3 yang ditinggal duet ridernya Bradley Smith dan Pol
Espargaro yang akan menjadi rider KTM di musim pertama pabrikan
tersebut berkompetisi di kelas MotoGP. Lalu yang ketiga ada Alex Rins,
yang akan menjadi tandem Iannone di tim Suzuki Ecstar. Musim lalu Rins
menjadi pesaing Zarco dalam meraih gelar juara Moto2, namun memasuki
seri balapan di Asia performanya menurun hingga poinnya dilewati Tom
Luthi di akhir musim. Dan yang terakhir yaitu Sam Lowes, yang akan
menjalani debut kelas MotoGP bersama Aprillia Gresini. Lowes akan
ditemani Aleix Espargaro yang meninggalkan Suzuki.
Pergantian formasi lainnya datang dari
tim Aspar Ducati yang akan diperkuat Alvaro Bautista yang hijrah dari
Aprillia dan Karel Abraham yang kembali ke kompetisi MotoGP setelah
menghabiskan musim 2016 dengan berlaga di World Superbike. Tim ini pada
musim 2016 diisi oleh Eugene Laverty yang mengikuti Bradl ke World
Superbike 2017 dan Yonny Hernandez yang harus “turun” ke kelas Moto2.
Sementara itu tim satelit Ducati lainnya Octo Pramac Yakhnich dan
Avintia Racing tidak melakukan pergantian rider untuk musim 2017. Octo
Pramac masih akan melanjutkan petualangan bersama Danilo Petrucci dan
Scott Redding yang musim 2016 finish di peringkat 14 dan 15 klasemen
berurutan. Sama halnya dengan Avintia Racing yang tetap dihuni Hector
Barbera dan Loris Baz, mereka berdua mencatatkan hasil race terbaik di
posisi 4 dan 5 secara bergantian di GP Ceko dan Malaysia 2016.
Tim pabrikan Repsol Honda yang
mempertahankan formasi rider mereka diikuti oleh kedua tim satelitnya.
Tim LCR Honda tetap akan hanya menurunkan satu motor dengan Cal
Crutchlow sebagai andalannya. Musim 2016 menjadi pertama kalinya
Cruthclow berhasil meraih podium tertinggi race MotoGP setelah mampu
memenangi 2 seri balapan. Meskipun ia finish di posisi 7 klasemen akhir,
yang ternyata tidak lebih dari musim 2013 saat ia berhasil meraih
peringkat 5. Dan tim satelit Honda lainnya Marc VDS juga tetap
mempertahankan Jack Miller dan Tito Rabat untuk musim 2017. Tim ini
berhasil mencuri 1 kemenangan race di musim 2016 dengan Miller yang
memenangi wet race di Assen, Belanda. Menjadikan Honda satu-satunya
konstruktor yang berhasil memenangi balapan dengan tim pabrikan dan tim
satelitnya.
Tulisan tentang formasi rider MotoGP
2017 di atas masih kurang lengkap, karena ada 2 pembalap yang belum
disebutkan namanya, yaitu duo Italia Valentino Rossi danAndrea
Dovizioso. Mereka tidak tertulis karena tetap bersama tim sebelumnya,
dan di awal tulisan ini terlalu membahas partner mereka berdua.
Membahas tentang berjalannya musim 2017,
secara realistis saya berpendapat (dan menerawang) gelar juara dunia
masih ‘hanya’ akan diperebutkan oleh tim utama Honda dan Yamaha. Disini
maksudnya ialah Marquez, Rossi, dan Vinales. Marquez yang telah berhasil
meraih 3 gelar juara dunia kelas teratas, akan sangat berambisi untuk
menambah gelarnya demi menjadi Legend mengalahkan Valentino Rossi.
Di usianya sekarang tentu sangat mungkin
baginya untuk melampaui rekor-rekor milik “The Doctor”. Sementara Rossi
yang terakhir kali merasakan gelar juara dunia pada tahun 2009 pastinya
masih penasaran untuk meraih gelarnya yang ke-10 (di semua kelas). Di
usia yang hampir menginjak kepala 4, tak banyak lagi waktu baginya untuk
mewujudkan itu. Dan Vinales, menjadi yang tercepat di test pertamanya
bersama Yamaha menunjukkan ia telah menebar ancaman pada pesaingnya.
Dengan motor Suzuki yang bisa dibilang masih kalah dengan Honda dan
Yamaha saja ia bisa beberapakali berduel sengit di balapan. Maka dengan
dukungan tim pabrikan ini, tentunya diharapkan ia akan menunjukkan
penampilan yang lebih baik lagi.
Untuk mas Dani Pedrosa, saya rasa dengan
riding stylenya yang kalem (dibanding Marquez) akan sulit untuk berduel
dengan Marquez dan Vinales yang super agresif dengan jiwa mudanya, dan
Rossi yang mungkin akan masih kompetitif di usianya tahun depan.
Ditambah lagi kondisi fisiknya yang sangat rentan cedera membuat
penampilannya sering tidak konsisten. Sementara melihat performa Lorenzo
di musim 2016 yang kurang maksimal, adaptasi dengan Ducati mungkin
tidak akan berjalan sangat mulus. Kecil peluang untuk Lorenzo menjadi
juara di musim pertamanya bersama tim asal Italia itu.
But, Never Say Never in MotoGP!
Semua hal bisa terjadi setelah lampu
merah di garis start padam. Sebagai penggemar dan penikmat MotoGP
tentunya mengharapkan musim 2017 akan berjalan seru dan kompetitif, dan
dapat menghasilkan juara seri yang banyak seperti musim ini atau bahkan
melebihinya. Mungkinkah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar