Jakarta - Aksi demo besar-besaran Aksi Bela Islam Jilid 3 yang
direncanakan akan digelar pada Jumat (2/12/2016) membuat kalangan
pengusaha cukup was-was. Imbasnya, aktivitas ekonomi pun tak bergairah
lantaran pengusaha tak berani mengambil banyak resiko di tengah
ketidakpastian.
Ketua Umum Asosiasi Perteksktilan Indonesia (API), Ade Sudrajat Usman, mengungkapkan banyak kalangan industri yang mengeluhkan merosotnya penjualan setelah demo tanggal 4 November lalu. Penjualan semakin anjlok menjelang demo susulan pada Jumat mendatang.
"Seminggu lalu turun drastis, penurunan sejak tanggal 4. Orang nggak berani stok banyak, paling dia beli buat stok barang 1-2 hari saja, nggak mau beli barang buat stok 1-3 bulan seperti biasanya. Karena nggak berani spekulasi," kata Ade dalam diskusi Dampak Ekonomi Demo di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Rabu (30/12/2016).
Apalagi, lanjutnya, isu yang beredar demo ketiga tersebut akan mengerahkan massa yang lebih besar. Sehingga kalangan usaha meresponsnya dengan mengurangi aktivitas ekonomi.
"Kalau ada show off besar-besaran, biasanya susah terkendali kalau berkumpul di satu tempat. Jadi kecemasannya tinggi. Kalau dikalkulasi kemarin saja kan kegiatan ritel nggak jalan. Kerugian nggak diperhitungkan, mending pegang uang daripada beli barang. Anda lihat pas demo kemarin saja transportasi di Jakarta diblok, jalanan lengang. Impact-nya ekonomi berjalan lambat," ujar Ade.
Melambatnya perputaran uang, sambungnya, berhilir pada iklim investasi yang tidak kondusif.
"Implikasinya pada investasi, karena orang mau investasi melihat ini demo selesai kapan, apa berhenti di jilid 3 saja, atau mungkin berhenti sampai jilid 12. Kalau sampai jilid 12, bisa kacau-balau ekonomi," pungkas Ade.
Ketua Umum Asosiasi Perteksktilan Indonesia (API), Ade Sudrajat Usman, mengungkapkan banyak kalangan industri yang mengeluhkan merosotnya penjualan setelah demo tanggal 4 November lalu. Penjualan semakin anjlok menjelang demo susulan pada Jumat mendatang.
"Seminggu lalu turun drastis, penurunan sejak tanggal 4. Orang nggak berani stok banyak, paling dia beli buat stok barang 1-2 hari saja, nggak mau beli barang buat stok 1-3 bulan seperti biasanya. Karena nggak berani spekulasi," kata Ade dalam diskusi Dampak Ekonomi Demo di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Rabu (30/12/2016).
Apalagi, lanjutnya, isu yang beredar demo ketiga tersebut akan mengerahkan massa yang lebih besar. Sehingga kalangan usaha meresponsnya dengan mengurangi aktivitas ekonomi.
"Kalau ada show off besar-besaran, biasanya susah terkendali kalau berkumpul di satu tempat. Jadi kecemasannya tinggi. Kalau dikalkulasi kemarin saja kan kegiatan ritel nggak jalan. Kerugian nggak diperhitungkan, mending pegang uang daripada beli barang. Anda lihat pas demo kemarin saja transportasi di Jakarta diblok, jalanan lengang. Impact-nya ekonomi berjalan lambat," ujar Ade.
Melambatnya perputaran uang, sambungnya, berhilir pada iklim investasi yang tidak kondusif.
"Implikasinya pada investasi, karena orang mau investasi melihat ini demo selesai kapan, apa berhenti di jilid 3 saja, atau mungkin berhenti sampai jilid 12. Kalau sampai jilid 12, bisa kacau-balau ekonomi," pungkas Ade.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar