Jakarta - Proyek tol Pemalang-Batang tengah dalam tahap pembebasan lahan. Pembebasan lahan pada bagian tol Trans Jawa ini sudah mencapai 65%.
Tol Pemalang-Batang ditargetkan dapat beroperasi secara fungsional pada Lebaran 2017 mendatang. Beroperasi secara fungsional artinya, jika kepadatan lalu lintas mudik 2017 di jalur utara Jawa mengalami kepadatan.
Sedangkan dapat beroperasi secara penuh pada musim mudik 2018.
"Lebaran 2017 fungsional saja sampai Batang hanya orang lewat kalau belum selesai kita kasih jembatan darurat. 2018 secara penuh sebelum Lebaran," jelas Direktur Utama Pemalang-Batang Tol Road, Supriyono di lokasi proyek, Pemalang, Senin (28/11/2016).
Saat dioperasikan secara fungsional di mudik 2017, tol Pemalang-Batang belum dilapisi aspal. Pengoperasian ini hanya akan dilakukan jika terjadi kepadatan di jalur utara Jawa.
"Dioperasikan kalau Pantura penuh dialihkan ke sini. 2017 belum diaspal kalau 2018 sudah diaspal pertengahan tahun," tutur Supriyono.
Pembebasan Lahan Selesai Akhir 2016
Pembebasan lahan proyek tol Pemalang-Batang ditargetkan selesai akhir tahun ini. Saat ini, pembebasan lahan proyek tol yang merupakan bagian dari tol Trans Jawa ini sudah mencapai 65%.
"Pembebasan tanah sudah 65% tol Pemalang-Batang. Desember mungkin 100%," kata Supriyono.
Tol Pemalang-Batang terbagi ke dalam dua seksi, seksi I sepanjang 23 km dan seksi II 15 km. Dari seksi I sendiri, pembebasan lahan sudah mencapai 71% dan seksi II 61%.
Pembebasan lahan pada proyek tol Pemalang-Batang mulai dikebut sejak Juni 2016 lalu. Waskita Toll Road melanjutkan proyek dari PT Langkah Hutama Perkasa, Countryside Investment Corp, dan PT Sumber Mitra Jaya yang sempat mangkrak selama 10 tahun.
Proses pembebasan lahan tol Pemalang-Batang memerlukan waktu yang tidak sebentar. Proses pembebasan lahan harus melalui musyawarah dengan melibatkan masyarakat.
"Proses uang ganti rugi panjang ini. Sudah kita lalui dari pengumuman, pendaftaran sampai musyawarah," kata Supriyono.
Pembebasana lahan proyek juga mengalami beberapa kendala. Sejumlah masyarakat yang tidak ingin menjual tanahnya untuk dibangun proyek mengajukan keberatan ke pengadilan dengan alasan harga yang terlalu rendah.
Padahal Waskita menawarkan harga beli yang sesuai harga objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Namun, Waskita tetap optimis pembebasan lahan bisa selesai akhir tahun ini.
"Ada beberapa kendala, masyarakat yang kurang cocok harganya mengajukan ke pengadilan," tutur Supriyono.
Tol Pemalang-Batang ditargetkan dapat beroperasi secara fungsional pada Lebaran 2017 mendatang. Beroperasi secara fungsional artinya, jika kepadatan lalu lintas mudik 2017 di jalur utara Jawa mengalami kepadatan.
Sedangkan dapat beroperasi secara penuh pada musim mudik 2018.
"Lebaran 2017 fungsional saja sampai Batang hanya orang lewat kalau belum selesai kita kasih jembatan darurat. 2018 secara penuh sebelum Lebaran," jelas Direktur Utama Pemalang-Batang Tol Road, Supriyono di lokasi proyek, Pemalang, Senin (28/11/2016).
Saat dioperasikan secara fungsional di mudik 2017, tol Pemalang-Batang belum dilapisi aspal. Pengoperasian ini hanya akan dilakukan jika terjadi kepadatan di jalur utara Jawa.
"Dioperasikan kalau Pantura penuh dialihkan ke sini. 2017 belum diaspal kalau 2018 sudah diaspal pertengahan tahun," tutur Supriyono.
Pembebasan Lahan Selesai Akhir 2016
Pembebasan lahan proyek tol Pemalang-Batang ditargetkan selesai akhir tahun ini. Saat ini, pembebasan lahan proyek tol yang merupakan bagian dari tol Trans Jawa ini sudah mencapai 65%.
"Pembebasan tanah sudah 65% tol Pemalang-Batang. Desember mungkin 100%," kata Supriyono.
Tol Pemalang-Batang terbagi ke dalam dua seksi, seksi I sepanjang 23 km dan seksi II 15 km. Dari seksi I sendiri, pembebasan lahan sudah mencapai 71% dan seksi II 61%.
Pembebasan lahan pada proyek tol Pemalang-Batang mulai dikebut sejak Juni 2016 lalu. Waskita Toll Road melanjutkan proyek dari PT Langkah Hutama Perkasa, Countryside Investment Corp, dan PT Sumber Mitra Jaya yang sempat mangkrak selama 10 tahun.
Proses pembebasan lahan tol Pemalang-Batang memerlukan waktu yang tidak sebentar. Proses pembebasan lahan harus melalui musyawarah dengan melibatkan masyarakat.
"Proses uang ganti rugi panjang ini. Sudah kita lalui dari pengumuman, pendaftaran sampai musyawarah," kata Supriyono.
Pembebasana lahan proyek juga mengalami beberapa kendala. Sejumlah masyarakat yang tidak ingin menjual tanahnya untuk dibangun proyek mengajukan keberatan ke pengadilan dengan alasan harga yang terlalu rendah.
Padahal Waskita menawarkan harga beli yang sesuai harga objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Namun, Waskita tetap optimis pembebasan lahan bisa selesai akhir tahun ini.
"Ada beberapa kendala, masyarakat yang kurang cocok harganya mengajukan ke pengadilan," tutur Supriyono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar