Jakarta - Karyawan kontrak di PT Adhi Karya Pandu Wijaya meminta
maaf ke KH Mustofa Bisri (Gus Mus) karena telah telah menghina ulama
besar Nahdlatul Ulama (NU) itu di Twitter. Dia menyesali perbuatannya.
Apa alasannya melakukan penghinaan?
Pandu Wijaya dan tiga orang
lainnya yang juga melakukan penghinaan datang menemui Gus Mus di
kediamannya di Rembang, Jawa Tengah, Jumat (25/11) lalu. Mereka diterima
dengan hangat dan penuh keramahan oleh Gus Mus.
Dari video yang
beredar di Youtube, Pandu Wijaya dan para penghina lainnya nampak
berlutut dan memohon maaf kepada Gus Mus. Pandu yang mengenakan kemeja
lengan panjang warna hijau dan berkacamata itu juga mencium tangan Gus
Mus.
Gus Mus mengisahkan, pertemuannya dengan orang-orang yang
telah berkata kasar kepadanya di Twitter dan Facebook itu merupakan
pertemuan yang istimewa. Dia sendiri telah maafkan perbuatan tiga orang
pemuda tersebut.
"Kulihat anak-anak muda yang rata-rata berusia
25 tahunan ini, seperti umumnya pemuda santri. Polos, santun, dan sopan.
Sedikit pun tidak ada kesan berandalan, sangar, atau kasar seperti yang
mereka tampakkan di twit dan status mereka," tulis Gus Mus lewat akun
Facebook-nya seperti dilihat detikcom, Minggu (27/11/2016).
Soal
Pandu Wijaya, Gus Mus punya catatan sendiri. Gus Mus mengatakan, saat
itu Pandu mengaku berkata kasar kepadanya di Twitter karena sedang jenuh
dengan pekerjaan.
"Ketika aku tanya apakah mereka benci
kepadaku, karena ucapan atau perilakuku yang melukai hati atau
menyinggung mereka, mereka bilang tidak. Apakah ada kawan mereka yang
pernah kusakiti, dan mereka solider ikut mengecamku, mereka menjawab
tidak. Apakah mereka menganggap aku pendukung tokoh politik tertentu
yang berlawanan dengan tokoh mereka, mereka menjawab tidak. Ketika
kemudian mereka aku tanya, apakah mereka marah karena membaca pendapatku
tentang salat Jumat di Jalanan? Mereka malah seperti kebingungan. Pandu
Wijaya malah dengan sangat lesu mengatakan, 'Mohon maaf, saat itu saya
lagi jenuh dengan pekerjaan'," sambung Gus Mus.
Hal tersebut
sesuai dengan dialog antara Gus Mus dan Pandu dalam bahasa Jawa yang
beredar di media sosial yang telah dibenarkan oleh menantu Gus Mus,
Rizal Wijaya, yang ikut dalam pertemuan. Saat itu, Pandu, pria kelahiran
1991 ini mengaku stress dengan pekerjaan yang mengakibatkan dirinya
jadi berkata kasar saat merespons cuitan Gus Mus di Twitter.
Begini dialog Gus Mus dan Pandu saat itu yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia:
Gus Mus: "Apa kamu benci denganku?"
Pandu: "Tidak."
Gus Mus: "Apa ada postinganku yang membuat sakit hatimu?"
Pandu: "Tidak ada."
Gus Mus: "Apa pernah tulisan atau omonganku yang membuatmu tersinggung?"
Pandu: "Tidak ada. Saya stres masalah pekerjaan."
Gus
Mus: "Kamu kerja dari jam berapa sampai jam berapa? Jangan diforsir,
biar tidak gampang marah-marah. Kamu membuat ibumu repot saja. Nomorku
dicatat ya. Kalau kamu ingin marah atau berkata-kata kasar padaku,
tinggal WA. Jadi orang lain tidak ada yang tahu."
Pandu
telah diberi peringatan III atau SP3 dari PT Adhi Karya karena dinilai
melakukan pelanggaran berat dan merugikan nama baik perusahaan karena
cuitannya yang menghina Gus Mus itu. Pandu yang merupakan pegawai
kontrak yang dipekerjakan di proyek renovasi Stadion Utama Gelora Bung
Karno (GBK) ini tidak akan diperpanjang kontraknya usai proyek itu
rampung.
Kasus ini bermula saat Gus Mus melakukan kultwit di
Twitter lewat akun @gusmusgusmu. Gus Mus bicara soal rencana Gerakan
Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI melakukan aksi salat Jumat di jalan
protokol Jakarta pada Jumat, 2 Desember 2016. Gus Mus berharap aksi
salat Jumat di jalan itu tidak dilakukan massa karena dinilainya
merupakan bid'ah besar.
"Kalau benar, wah dalam sejarah Islam
sejak zaman Rasullullah SAW baru kali ini ada bid'ah sedemikian besar.
Dunia Islam pasti heran," cuit Gus Mus pada 23 November 2016 pukul 16.46
WIB. Cuitan itu pun direspons Pandu Wijaya lewat akun Twitternya
@panduwijaya_.
"@gusmusgusmu Dulu gk ada aspal Gus di padang
pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasullullah hijrah ke
Madinah. Bid'ah ndasmu!" cuit Pandu Wijaya yang hingga kini mengunci
akun Twitter-nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar