Jakarta - Delapan dari sepuluh orang pria tewas usai menenggak
minuman keras (miras) oplosan di kawasan Cakung, Jakarta Timur. Miras
oplosan itu mengandung alkohol dengan kadar cukup tinggi yakni 70
persen.
"Campurannya itu terdiri dari alkohol 70 persen, ditambah pewarna dan minuman suplemen," ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana kepada detikcom, Senin (28/11/2016) malam.
Polisi telah menetapkan seorang perempuan berinisial N yang menjual miras tersebut. N mengaku mendapatkan miras tersebut dari peracik yang saat ini masih diburu polisi.
"Jadi ada yang meraciknya. Meraciknya di situ juga, pakai ember kemudian diaduk-aduk," lanjut Sapta.
Dalam kesempatan terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan, pihaknya saat ini masih terus mengembangkan kasus tersebut, termasuk mengejar pelaku pengoplosan.
"Mereka (pengoplos) memang pasangan suami-istri," imbuh Argo.
Sementara N mengaku dirinya tidak pernah mengoplos miras oplosan, dirinya hanya mendagangkannya. N menjual miras bermasalah itu dengan menggunakan gerobak.
Setelah timbul korban tewas pada 24-25 November lalu, massa membakar gerobak dorong milik N.
"Iya gerobaknya dibakar massa, kita belum mengetahui motifnya apa, ada beberapa yang diperiksa. Tapi yang jelas penjual itu sudah kita tahan," pungkas Argo.
"Campurannya itu terdiri dari alkohol 70 persen, ditambah pewarna dan minuman suplemen," ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana kepada detikcom, Senin (28/11/2016) malam.
Polisi telah menetapkan seorang perempuan berinisial N yang menjual miras tersebut. N mengaku mendapatkan miras tersebut dari peracik yang saat ini masih diburu polisi.
"Jadi ada yang meraciknya. Meraciknya di situ juga, pakai ember kemudian diaduk-aduk," lanjut Sapta.
Dalam kesempatan terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan, pihaknya saat ini masih terus mengembangkan kasus tersebut, termasuk mengejar pelaku pengoplosan.
"Mereka (pengoplos) memang pasangan suami-istri," imbuh Argo.
Sementara N mengaku dirinya tidak pernah mengoplos miras oplosan, dirinya hanya mendagangkannya. N menjual miras bermasalah itu dengan menggunakan gerobak.
Setelah timbul korban tewas pada 24-25 November lalu, massa membakar gerobak dorong milik N.
"Iya gerobaknya dibakar massa, kita belum mengetahui motifnya apa, ada beberapa yang diperiksa. Tapi yang jelas penjual itu sudah kita tahan," pungkas Argo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar