Jakarta - Cagub DKI Jakarta Anies Baswedan bicara soal makna sumpah pemuda dan tantangan untuk masa depan. Tantangan untuk menjaga persatuan bangsa dijadikan Anies sebagai modal kampanyenya di Pilgub DKI 2017.
"Terkait sumpah pemuda, Jakarta adalah tempat dideklarasikan. Sumpah pemuda ini menarik karena dia jadi simpul pertama persatuan bangsa kita. Kemudian kesepakatan memiliki bahasa persatuan bahasa indonesia. Melalui bahasa Indonesia ini kita bisa berinteraksi dengan siapa saja dan ini simpul yang luar biasa," kata Anies di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Baca Juga: Anies Baswedan: Bahasa Indonesia Terobosan Jenius 1928
Anies berada di Gedung DPR untuk menjadi pembicara di seminar Fraksi PKS. Seminar tersebut bertemakan 'Semangat Sumpah Pemuda dalam Penguatan Karakter dan Identitas Bangsa'.
"Tantangan ke depan adalah pertama merawat, merawat kebhinekaannya, merawat persatuannya. Dan itu yang akan kita gunakan dalam berkampanye sekarang," ucap cagub yang diusung PKS dan Gerindra itu.
Niat itu juga diwujudkan lewat 'salam bersama'. Ada alasan tersendiri mengapa Anies dan pasangannya Sandiaga Uno mempertahankan salam bersama meski punya nomor urut 3.
"Kenapa kita memilih gunakan tangan terbuka karena memang menyapa, menyambut dan menghormati dengan tangan terbuka. Sudah cukup kita mengepal, karena kepalan tak mengantarkan persahabatan tetapi malah mengantarkan kepalan-kepalan baru," papar Anies.
Anies mengatakan bahwa dia dan Sandiaga tidak pernah merencanakan jargon khusus untuk nomor urut. Nomor 3 yang mereka dapat kemudian diasosiasikan dengan sila ke-3 Pancasila.
"Ketika tadi malam dapat nomor ternyata nomor 3. Tanpa kita sadari, nomor 3 adalah sila ketiga persatuan Indonesia. Ketika kita kumandangkan ini persatuan menjaga kebhinekaan. Jadi ini pas sejalan dengan yang kita jalankan," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar