Frankfurt - Hampir sebagian besar sistem hukum Indonesia mengakui Dewi Themis sebagai simbol Dewi Keadilan. Bila di Indonesia Dewi Themis itu matanya tertutup, di Jerman mata Dewi Themis dibiarkan terbuka.
Hal itu dibuktikan detikcom saat mengunjungi Romeberg di Frankfurt Jerman atas undangan Komisi Buku Nasional (KBN), Minggu (23/10/2016). Patung itu menandakan sistem hukum di Jerman menganut Eropa kontinental karena Jerman pernah dijajah oleh Roma yang mengakui sinar-sinar keadilan berasal dari cerita simbol Yunani.
"Jerman bagian dari Eropa daratan yang dipengaruhi pemikiran-pemikiran masa lalu," kata guru besar Universitas Diponegoro, Prof Dr Adji Samekto saat dihubungi terpisah.
Patung Dewi Themis itu berdiri di tengah lapangan Romeberg. Tangan kiri memegang timbangan dan tangan kanan memegang pedang bermata dua. Timbangan sebagai simbol keseimbangan antara yang hak dan tidak berhak dan pedang bermata dua dianggap sebagai simbol ketegasan hukum dalam menindak dan keadilan yang harus diciptakan oleh keadilan.
Dewi Themis berdiri di atas altar setinggi dua meter dengan empat air mancur kecil. Nah, bedanya dengan Dewi Themis di Indonesia, mata sang dewi yang juga dikenal dengan Dewi Justitia itu tidak ditutup.
"Yang benar yang pakai tutup mata, melambangkan hukum tidak berpihak. Tidak memihak siapa pun pelakunya dia tetap kena sanksi ketika terbukti bersalah. Mungkin filsafat hukum (Jerman) beraliran lain (sehingga mata Dewi Themis tidak ditutup," ujar profesor di bidang filsafat hukum itu.
Dewi Themis tepat berada di tengah lapangan yang pada masa itu dijadikan pusat pemerintahan. Di satu sisi terdapat rumah keluarga Romer yang dijual ke pemerintah sekitar tahun 1400-an dan diubah menjadi Balaikota Frankurt. Bangunan utamanya dikenal dengan nama Zum Romer yang merupakan tempat penghormatan terhadap Raja Romawi.
Di sisi lain, berdiri Old St Nicholas Church dan telah menjadi city hall bagi Frankfurt selama lebih dari 600 tahun. Sementara di sisi lain, terdapat sederetan bangunan rumah kayu yang disebut juga sebagai Ostzeille. Tempat ini merupakan rekonstruksi rumah-rumah pada abad 15-16 yang sudah banyak hancur karena adanya Perang Dunia II.
Tidak jauh dari Romeberg juga bisa dikunjungi Museumsufer yang membentang sepanjang Sungai Main atau Main River. Di sepanjang tepi sungai, kurang lebih terdapat 30-an museum yang terbuka untuk umum. Adapun yang gila belanja, bisa berjalan ke arah sebaliknya menuju Stasiun Hauptwache dan didapati berbagai toko brended serta toko souvenir.
Nah, bagi yang mau keliling wisata seluruh Frankfurt, bisa menggunakan bus wisata dengan tarif 17 Euro untuk sekali naik atau 20 Euro untuk satu hari. Bus akan keliling kawasan wisata Frankfurt dengan titik temu di Romeberg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar